Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama (Unaya), Nurul Ummi, lolos sebagai delegasi dalam program International Volunteer yang akan diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 19 - 23 Februari 2025. Program ini merupakan inisiatif Indonesia Youth Impact yang bertujuan untuk meningkatkan pengalaman dan kontribusi mahasiswa dalam kegiatan sosial dan kesehatan di tingkat internasional.
Perjalanan Nurul menuju kesempatan ini penuh dengan tantangan dan perjuangan. Sebelumnya, ia merupakan mahasiswa Sastra Inggris di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta sebelum memutuskan pindah ke Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama demi mewujudkan impian dirinya dan keluarganya untuk menjadi seorang dokter.
Pada 24 November 2024 lalu, Nurul mendaftar program International Volunteer dan mengikuti berbagai tahap seleksi. Seleksi pertama berupa pemberkasan yang mencakup pengalaman organisasi serta sertifikat pendukung. Setelah dinyatakan lolos pada 1 Desember 2024, ia melanjutkan tahap wawancara yang menguji pemahaman tentang pengalaman diri, kebangsaan Indonesia dan Malaysia, serta Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia Emas 2045. Pada 5 Desember 2024, pengumuman akhir menyatakan bahwa Nurul berhasil masuk kategori special funded, yang berarti sebagian biaya keikutsertaannya ditanggung oleh penyelenggara.
Meski belum mendapatkan beasiswa penuh, Nurul berusaha mencari sponsor tambahan untuk mendukung keberangkatannya. Dengan bimbingan Kaprodi Kedokteran Universitas Abulyatama, Dr. Nanda Desreza, M.Kes, ia mengajukan proposal ke Yayasan Universitas Abulyatama. Setelah melalui berbagai proses administrasi, akhirnya universitas mendanai tiket pesawat PP dari Bandara Sultan Iskandar Muda ke Kuala Lumpur. Selain itu, Nurul juga mengajukan proposal ke beberapa pihak lainnya, termasuk restoran Atariki Japan, yang hingga kini masih dalam tahap proses.
Dalam program International Volunteer ini, Nurul membawa tema kesehatan yang selaras dengan studinya. Ia akan memberikan edukasi kesehatan kepada anak-anak melalui praktik cuci tangan enam langkah sesuai standar WHO, serta melakukan pemeriksaan fisik mata dan tekanan darah bagi guru dan anggota volunteer.