Unaya News

Pendidikan

400 Mahasiswa Unaya Masuk Ke Sekolah, Melatih Skill Tahjiz Mayat Siswa

mahasiswa unaya memberikan pelatihan Tahjiz mayat kepada anak SMA diAceh Besar

Ull

photos-TAHJIZ MAYAT-1740806222028-33128.jpeg

1 Maret 2025

Sebanyak 400-an mahasaiswa/i Universitas Abulyatama (Unaya) yang tergabung di bawah Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan (FIKes), yang terdiri dari beberapa program studi Unaya melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk pelatihan tajhiz mayat ke sekolah tingkat SMA/MA di Banda Aceh dan Aceh Besar. Selain SMA, kegiatan ini juga dilaksanakan pada tingkat SMP/MTsN, Selasa, 25 Juli 2024 lalu.

Pengabdian dalam bentuk pelatihan ini merupakan salah satu tuntutan dari Tridarma Perguruan Tinggi. Selain mahasiswa, kegiatan ini juga melibatkan dosen dari lingkungan FIKes Unaya untuk melaksanakan pendampingan bagi mahasiswa yang melaksanakan praktek. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan pemahaman yang mendalam terutama bagi remaja terkait dengan pelaksanaan fardhu kifayah. Kegiatan ini dilaksanakan setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan beberapa tokoh masyarakat terkait hal yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Hasil dari observasi dan studi awal yang dilakukan oleh mahasiswa di desa, masih didapatkan desa-desa yang ketersediaan orang yang mampu melaksanakan fardhu kifayah sangat minim, sehingga hal ini menjadi problem tersendiri di masyarakat, dan bahkan ada sebagian desa yang harus mencari ke desa tetangga untuk melaksanakan proses fardhu kifayah ketika ada warga yang meninggal. Hal ini menjadi sebuah tolak ukur tersendiri bagi FIKes Unaya untuk melaksanakan program pelatihan tajhiz mayat di sekolah.

Koordinator, Dr Reza Kurniawan, MA, MKM, mengatakan kegiatan tersebut dilakukan bagi remaja karena mereka adalah ujung tombak yang berhadapan langsung dengan masyarakat. “Sehingga pada pelaksanaan kegiatan ini di harapkan, para remaja yang di bimbing dan dilatih akan menjadi perpanjangan tangan dari FIKes Unaya untuk melakukan pelatihan serupa di masyarakat tempat desa mereka berada,” ujarnya. Menurutnya, kegiatan pelatihan tajhiz mayat ini mendapatkan respon yang sangat positif, bukan saja dipihak siswa, maupun dari dewan guru dan pihak pengelola sekolah. Bahkan ketika pelatihan berlangsung, yg mengikuti bukan saja siswa sebagai sasaran dari kegiatan yang dilaksanakan, namun dewan guru juga sangat antusias untuk mengikuti kegiatan dengan khidmat.

Kegiatan ini dilakukan mulai dari pemberian kuesioner untuk melihat kemampuan siswa sebelum dan sesudah pelatihan dilaksanakan, proses memandikan, mewudhukkan, mengkafankan dan mensalatkan. Kegiatan ini akan dilaksanakan secara berkesinambungan dan masuk agenda setiap tahun, sehingga kelangkaan tenaga tajhiz mayat di desa-desa dapat teratasi